Yayasan
Ulin Nuha Tegal memiliki misi menyelenggarakan pendidikan yang bernafaskan
Islam dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.[1]
Secara bertahap, yayasan berusaha memastikan bahwa misinya berjalan dengan baik.
Sebelumnya, yayasan telah menyelenggarakan satuan pendidikan tingkat usia dini
berupa Raudhatul Athfal Islam Terpadu (RA IT) Siti Khodijah (2000) dan Kelompok
Bermain Islam Terpadu (KB IT) Siti Khodijah (2007), satuan pendidikan tingkat
dasar berupa Sekolah Islam Terpadu Madrasah Ibtidaiyah (SIT MI) Luqman Al Hakim
(2000), dan satuan pendidikan tingkat menengah pertama berupa Sekolah Menengah
Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Luqman Al-Hakim (2006).[2]
Respon masyarakat dan pihak terkait terhadap lembaga pendidikan yang
diselenggarakan yayasan cukup positif.
Pengalaman dalam menyelenggarakan model pendidikan Islam terpadu, khususnya pada satuan pendidikan tingkat menengah pertama, mengantarkan yayasan pada gagasan perlunya menyandingkan Sekolah Islam Terpadu (SIT) dengan pendidikan berbasis pesantren. Yayasan meyakini bahwa hadirnya pondok pesantren di tengah-tengah lingkungan pendidikan Islam terpadu akan semakin mengokohkan identitas keterpaduannya. Diharapkan kuatnya identitas keterpaduan ini bisa terformulasikan pada beberapa ranah utama yaitu: (1) keterpaduan antara tsaqafah kauniyah dan tsaqafah diniyah, (2) keterpaduan proses pembelajaran yang beragam dan variatif, (3) keterpaduan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah, dan (4) keterpaduan antara iklim sekolah dan iklim di luar sekolah.
Pengalaman dalam menyelenggarakan model pendidikan Islam terpadu, khususnya pada satuan pendidikan tingkat menengah pertama, mengantarkan yayasan pada gagasan perlunya menyandingkan Sekolah Islam Terpadu (SIT) dengan pendidikan berbasis pesantren. Yayasan meyakini bahwa hadirnya pondok pesantren di tengah-tengah lingkungan pendidikan Islam terpadu akan semakin mengokohkan identitas keterpaduannya. Diharapkan kuatnya identitas keterpaduan ini bisa terformulasikan pada beberapa ranah utama yaitu: (1) keterpaduan antara tsaqafah kauniyah dan tsaqafah diniyah, (2) keterpaduan proses pembelajaran yang beragam dan variatif, (3) keterpaduan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah, dan (4) keterpaduan antara iklim sekolah dan iklim di luar sekolah.
Gagasan ini semakin menguat terdorong oleh adanya fenomena kecenderungan masyarakat muslim yang berbondong-bondong mencari pusat-pusat pendidikan berbasis Alqur’an dan bahasa Arab. Tren kecenderungan ini, dari waktu ke waktu, terus meningkat bersamaan dengan kesadaran umat untuk ber-Islam. Tentu, lembaga pendidikan yang cocok untuk memenuhi harapan mereka adalah pondok pesantren.
Tahun 2011 yayasan mulai merintis model pendidikan pondok pesantren untuk siswa-siswi SMP IT Luqman Al Hakim. Model pendidikan ini dikenalkan kepada khalayak dengan sebutan Boarding School. Model pendidikan ini kemudian mulai intens mendapatkan sentuhan serius bersamaan dengan pendirian satuan pendidikan tingkat menengah atas, Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) Luqman Al Hakim pada tahun 2018. Pada tahun itu, Boarding School mendapatkan ijin operasional dan nomor stastistik pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren Ulin Nuha.
[1]
Misi lainnya adalah menyelenggarakan kegiatan sosial dan dakwah melalui
pelayanan kesehatan, penanganan anak yatim dan dhuafa, serta kajian-kajian
Islam secara intensif.
[2]
Selain itu, yayasan juga mengelola Rumah Yatim Bina Anak Sholeh (RYBAS) Putra
dan Rumah Yatim Bina Anak Sholeh (RYBAS) Putri. Sebelumnya, Yayasan juga pernah
menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan nama Institut Studi Islam dan Arab
(INSIA) (1995-1997)